Sabtu, 18 Juli 2009
koTak BAND
Histori :
KoTaK terbentuk tgl.27 September 2004 dalam acara The Dream Band
KoTaK dipertemukan oleh Yang Diatas sejak audisi The Dream Band di JakartaProduser (Dody-Kahitna) yg 'dah mengaudisi drummer, guitaris, bassis, vokalis dari kota Jakarta, dari peserta 400 orang vocalis menjadi 2 org, 170 bassis menjadi 2 org, ratusan guitaris menjadi 3 orangg, dan ratusan drummer juga menjadi 2 org And dari 9 orang yg lolos audisi, dibentuk 2 band yaitu KoTak yang personilnya 4 or ang, dan LiMa yg personilnya 5 org.
FRIENDSTER KOTAK
Konsep:
KoTaK aliran musiknya:”Modern Rock”
Arti Nama Kotak:
Kotak mempunyai empat personil dan itu symbol dari bangun kotak yang mempunyai empat titik sudut. Selain itu fariasi personil kotak sangat enak dipandang gays 2 cwe ma 2 cwo ya gak??? Dan mereka selalu akrab.
Berikut nama Personilnya:
Kotak I:
VoKAL : Pare
BasS : ICeS “PrinCes AmAnda”
GiTAr : CeLLa
DruM : PoSan
KoTak New:
VokAL : TAnTri
BAsS : ChUA (NEW)
GiTArISt : CeLLA “Mario MArCellA”
DrUm : PoSan “Haposan Haryanto Tobing”
So KoTAk Is : Dua CWe (Tantri n CHua) Dan dua Cwo (Cella n Posan) Pas YA???
Album 1 :
Kotak
1. Hilang
2. Terbang (khayal)
3. Damai hati
4. Kau Pilih Dia
5. Saat Ku Jauh
6. tentang Hidup
7. Remuk
8. Tanpamu
9. Phobia
10. Sendiri
Album 2 :
Kotak Kedua
1. Beraksi
2. Kosong Toejouh
3. Tinggalkan saja
4. Berbeda
5. Lagi-lagi
6. Tetap Ada
7. MAsih Cinta
8. Terluka
9. Mencintaiku dan dia
10. Bayang Abadi
11. Rock Never Dies
12. Kembali Untukmu
Singgle :
Ijinkan aku : Pare (Vokal ke-1)
Berikut Photo-Photo kotak:
KOtak new:
Kotak Lama:
Kamis, 02 Juli 2009
May 30, 2009 · 1 Comment
Tanggal 29 Mei 2009 ini telah tiga tahun warga daerah Sidoarjo menjadi terkenal dan “menikmati” liputan media massa seluruh Indonesia. Hal ini semata-mata karena daerah mereka telah menjadi kubangan lumpur yang menelan habis pekarangan, rumah, kantor, pabrik, sekolah, kehidupan, kebahagiaan, dan masa depan mereka. Hingga kini mereka masih “menikmati” udara terbuka dibawah tenda-tenda pengungsian. Bahkan konon tak ada lagi pihak, baik pemerintah daerah maupun pihak Lapindo, yang memberikan mereka kebutuhan pangan sehari-hari.
Menurut ulasan harian Kompas (Jumat, 23 mei dan Rabu 28 Mei 2008), pembayaran uang muka 20 persen bagi korban yang memilih pola ganti rugi cash and carry saja belum tuntas hingga kini. Sebagai catatan pola pembayaran demikian, yang berarti sama dengan jual-beli, adalah sebuah kejanggalan karena sesungguhnya tidak ada niatan dan rencana warga untuk menjual tanah mereka. Artinya warga secara tidak langsung dipaksa untuk menjual harta miliknya. Lebih kacaunya lagi, menurut Peraturan Presiden No 14 tahun 2007 tentang Badan Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo (BPLS), 80 persen sisa pembayaran sudah harus dibayarkan paling lambat sebulan sebelum masa kontrak rumah dua tahun habis. Menurut kabar PT Minarak Lapindo Jaya sebagai juru bayar Lapindo Brantas, Inc. berencana mulai membayar ganti rugi pada Rabu 28 Mei. Menurut kabar terakhir Rabu malam ganti rugi tersebut mulai dibayarkan (Metro TV), dan ketika memasuki hari kedua (Kamis 29 Mei) Lapindo Brantas melalui PT Minarak melunasi 21 berkas sejumlah Rp. 2.1 Milyar. Pembayaran ganti rugi ini juga belum menyentuh kerugian yang diderita oleh para pengusaha disekitar Sidoarjo yang harus memindahkan lokasi pabrik atau tempat usaha mereka (Koran Tempo, 28 April 2008). Diharapkan pembayaran ini dapat terus dituntaskan, bukan sekedar window display untuk publikasi ke media massa selama “ulang tahun ke-2” semburan lumpur Lapindo. Sementara itu terdapat 580 keluarga korban yang menolak syarat akta jual-beli untuk pelunasan 80 persen. Syarat ini sangat aneh mengingat kasus tanah tanpa akte jual-beli masih sangat umum di Indonésia ( editorial Koran Tempo, Jumat 30 Mei). Selain urusan bayar-membayar, Perpres tersebut juga tidak memuat pertimbangan bahwa semburan lumpur akan terus berlangsung menggenangi daerah Sidoarjo dan sekitarnya. Sehingga ketika lumpur merambah 12 desa lainnya di luar peta terdampak yang ditetapkan Presiden, Lapindo tidak merasa perlu untuk memberikan ganti rugi pada ke-12 desa tersebut. Pada akhirnya pemerintah – dengan uang rakyat – yang akan membayar ganti rugi tersebut.
Tentu saja tragedi lumpur Lapindo ini sangat menyakitkan hati nurani bangsa Indonesia. Terlebih lagi melihat kenyataan bahwa salah satu pemegang saham Lapindo Brantas Inc, sebagai pengelola sumur penghasil lumpur tersebut adalah seorang Menteri Koordinator yang bertugas mengurus kesejahteraan rakyat dan, bahkan, merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Bahkan sudah sepantasnya SBY menonaktifkan untuk sementara Aburizal Bakrie sebagai Menko Kesra, mengingat potensi munculnya konflik kepentingan sangat besar. Hal ini menjadi rancu ketika dalam banyak kesempatan Aburizal mengeluarkan pernyataan terkait dengan kasus lumpur Lapindo. Rakyat menjadi bingung, apakah Aburizal berpendapat sebagai pemegang saham Lapindo Brantas, ataukah sebagai Menko Kesra. Carut-marut kasus lumpur Lapindo ini menunjukkan rendahnya perhatian SBY terhadap manajemen dan akuntabilitas kabinetnya, selain juga rendahnya rasa tanggung jawab SBY terhadap rakyatnya yang sedang dirundung musibah selama dua tahun ini.
Lonceng “kematian” warga korban lumpur Lapindo sebenarnya juga dibunyikan bersama-sama dengan jajaran Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, serta tidak ketinggalan para wakil rakyat. Mereka serempak menyatakan bahwa semburan lumpur Lapindo adalah fenomena alam, bukan kesalahan Lapindo Brantas. Tinggalah rakyat Sidoarjo yang teraniaya menunggu Godot. Lalu apa yang harus dilakukan oleh masyarakat sipil di indonesia atas tragedi kemanusiaan ini? Pertama tentu saja, menyelamatkan nasib para pengungsi korban lumpur Lapindo. Mulai dari menyediakan kebutuhan pokok untuk hidup sehari-hari mereka, makanan dan sandang, hingga pemukiman sementara yang lebih memadai. Bila tak ada lagi jalan untuk membela para korban lumpur Lapindo maka tidak tidak tertutup kemungkinan “Gerakan Anti Politikus Busuk” perlu meneliti ada-tidaknya politikus atau pemimpin disekitar kasus ini yang lalai dari tanggung jawab, bahkan menyebabkan kesengsaraan dan pemiskinan warga Sidoarjo, sehingga tergolong “politikus busuk”.
Hal yang terakhir, untuk mereka yang mengaku pemimpin bangsa, baik yang terlibat dalam jajaran pemerintahan maupun yang duduk di partai, hentikan tebar pesona melalui iklan-iklan di berbagai media komunikasi visual yang menyatakan diri mereka peduli terhadap nasib bangsa ini. Karena biaya pemasangan iklan tersebut lebih baik disumbangkan pada para pengungsi korban lumpur Lapindo. Bila seorang Soetrisno Bachir sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional berani mengiklankan dirinya dengan memanfaatkan penggalan puisi Chairil Anwar yang sangat indah (“Hidup adalah Perbuatan” dan “Sekali berarti sesudah itu mati”) di begitu banyak media massa, maka para korban lumpur Lapindo perlu menanyakan apa yang telah Soetrisno Bachir perbuat – bersama para pemimpin partai politik lainnya - untuk membela korban lumpur. Jangan sampai keindahan puisi tersebut menjadi sebuah penanda (signifier) tanpa petanda (signified).
Categories: Korban Lumpur Lapindo · Ulasan
Senin, 11 Mei 2009
Angka Nol
Topic: Umum
Pernahkah Anda membeli nol ikan? Bagaimana kalau Anda membeli jutaan nol ikan, berapa banyakah ikan yang akan Anda bawa pulang? Ketiadaan angka nol dari kehidupan sehari-hari menyebabkan kelahiran angka nol terlambat dibanding angka-angka lainnya. Pada beberapa budaya, masyarakat memiliki beragam basis bilangan. Romawi memiliki basis bilangan 5, Babilonia berbasis 60, Maya berbasis 20, namun baru belakangan angka nol diakui, dan kemunculannya tak hanya mempengaruhi fondasi matematika, tapi juga menyangkut keyakinan. Salah satu konsep yang gugur adalah postulat yang menyatakan bahwa dua buah bilangan yang sama ketika dijumlahkan akan memberikan hasil lebih besar. Hal ini gugur dengan kemunculan angka nol dan bilangan negatif. Tapi apa yang sebenarnya kita rujuk ketika mengatakan nol?
Berbeda dengan Barat yang memandang nol dengan skeptik, bangsa-bangsa Timur menerima konsep itu dengan terbuka. Konsep agama yang menerima konsep kekosongan memudahkan nol lebih diterima. Meski demikian konsep nol tidak dengan sendirinya diserap langsung. Matematikawan India mentransformasikan nol dari penanda tempat menjadi sebuah angka. Matematikawan India pula yang mengubah basis 60 Babilonia menjadi basis 10 sebagaimana yang digunakan saat ini.
Salah satu kegunaan konsep nol adalah dalam menjelaskan paradoks Zeno dan ketakterhinggaan. Paradoks yang disusun atas dasar logika tersebut, berada dalam ruang yang mengasumsikan Achilles dan kura-kura berlari untuk t tak hingga. Cerita mengenai ketakhinggaan disambung pada saluran yang sama…
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Huruf vs Angka
Topic: Umum
Dalam sebuah film yang masuk dalam nominasi Oscar, terdapat sebuah episode yang membuat saya berpikir: apa kemampuan dasar manusia, berhitung atau membaca? Dalam film tersebut, berhitung tampaknya menjadi sesuatu hal yang alamiah. Tokoh utama perempuan yang tak bisa membaca hingga usianya menginjak paruh baya, menghitung perulangan beberapa kata hingga ia mengenali padanan antara bunyi dan bentuk huruf, sementara kemampuan menghitungnya terjadi secara alami.
Dalam kisah-kisah sejarah angka pada manusia pra-sejarah, pengenalan manusia pada bilangan (bukan angka) terjadi secara natural. Meski pada beberapa kebudayaan, bilangan-bilangan itu dibagi menjadi beberapa tingkat kesulitan. Misalnya kebudayaan yang hanya mengenal bilangan satu, dua, dan banyak. Ada pula yang berhasil menghitung sampai tiga. Pengalaman mengenal angka pun pada awalnya primitif, dari penggunaan garis atau titik yang diulang sebanyak bilangan hendak dirujuk hingga akhirnya berevolusi menjadi angka-angka Arab-Romawi yang kita kenal sekarang.
Dalam perkembangannya, dunia angka menjadi lebih rumit dari dunia kata karena konsep-konsep keterhubungan yang membutuhkan operasi penambahan dan perkalian tingkat tinggi, seperti penggunaan integral, summa, diferensial dsb, belum lagi notasi-notasi untuk menjelaskan lapangan yang berbeda. Hal ini tidak ditemui dalam bahasa yang dasarnya dibangun dalam basis 26, yaitu abjad dan kemudian divariasikan dengan basis spasi, tanda seru, tanda tanya dan sebagainya. Dunia angka memiliki basis yang lebih beragam.
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Matematika dan ICT
Topic: Uncategorized
Apakah ICT bisa membantu seseorang memahami matematika? Jawabannya, bisa. Salah satu contoh yang diberikan oleh dosen saya adalah simulasi transformasi pita Mobius yang menjadi hit di youtube yang salah satu bagian transformasinya bisa dilihat pada gambar di atas. Selain untuk kebutuhan matematika tingkat lanjut, penggunaan ICT juga bisa meningkatkan minat siswa-siswa tingkat sekolah dasar. Salah satunya adalah melalui permainan teka-teki. Tadi pagi saya mencoba mengisi sebuah teka-teki yang petunjuknya diperoleh dengan menjawab soal-soal perkalian, pembagian, pengurangan dan penambahan. Rasanya mengasyikan melihat bagaimana perhitungan yang kita lakukan akan menghasilkan animasi yang bergerak-gerak. Usai menyelesaikan kuis tersebut, layar dihiasi kata congratulations dengan katak-katak di sekelilingnya.
Dari pengalaman saya belajar matematika hal yang paling diperlukan dalam memecahkan suatu persoalan adalah imajinasi. Dan gambar-gambar menarik serta warna cerah membantu seseorang memiliki motivasi lebih. Karena math is fun.
Untuk mengikuti kuis katak, bisa ke sini: http://www.ecokids.ca/pub/eco_info/topics/frogs/math_riddle/index.cfm
Gambar di ambil dari: http://www.ams.org/mathmedia/mathdigest/md-200709-toc.html#200711-moebius
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Numb3rs
Topic: Umum
Kalau ada serial yang bisa bikin saya cinta mati dengan matematika, jawabannya adalah Numb3rs. Everything is numbers. Itulah salah satu frase yang kerap diulang, selain pembukaan yang menyatakan bahwa kehidupan kita tak pernah terlepas dari angka. Namun selain teori-teori yang digunakan dalam film itu, yang membuat saya sedikit terkejut dengan serial itu adalah cara Charlie, sang jenius matematika dalam serial itu mengatasi kesedihan: dengan mencoba memecahkan N versus NP problem. Bukan kegilaannya mencoba memecahkan masalah N versus NP yang membuatsaya terpengarah, namun bagaimana ia membenamkan chaos dalam order: sebuah dunia steril yang memberikan rasa nyaman.
Ada jarak dalam dunia abstrak matematika yang memberikan ketenangan. Ketika dunia sosial demikian hiruk pikuk dan mengerikan, memecahkan persoalan klasik yang tidak terpecahkan memberikan rasa nyaman. Seperti sebuah tempat persembunyian pribadi tanpa intervensi. Keterpisahan yang melegakan dan tidak menyakitkan. Karena itu lagu klasik yang paling mendekati Phythagoras interval mampu memberikan harmoni dalam berpikir. Ada order yang terjelaskan oleh alam bawah sadar. Karena itu dalam konsentrasi tingkat tinggi, matematikawan dalam serial Numb3rs kadang menggunakan earphone.
Keterkaitan antara teori-teori matematika dengan pemecahan kasus FBI malah menjadi alasan sekunder. Pertama, meski aku sangat tertarik dengan kesetimbangan Nash, game theory dan agent-based model, tapi saya masuk ke dalam kategori skeptis bagaimana perilaku manusia bisa dimodelkan dengan tingkat keakuratan tinggi. Godel, Heisenberg merupakan beberapa teoritis yang senantiasa mengkritisi kemapanan matematika, mungkin yang terbaik adalah menggunakan prinsip falsifikasi Popper.
Terlepas dari semua hal itu, menyenangkan dapat melihat atmosfer matematika yang kental
Kredit gambar: http://www.jasoncoleman.net/images/numb3rs_1.jpg
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Iklim
Topic: Umum
Apa yang bisa disumbangkan matematika dalam meramal iklim? Tulisan feature American Mathematical Society (ams.org) bulan April membahas bagaimana eksplorasi dalam matematika menjawab pertanyaan tersebut. Berbeda dengan cuaca yang memiliki rentang lebih singkat, iklim menyangkut perhitungan dan pengamatan dalam waktu lama, dan dengan demikian, apa yang terjadi dalam beberapa hari, minggu atau bahkan tahunan belum memberikan gambaran mengenai perubahan iklim.
Untuk memahami iklim dengan menggunakan perangkat matematika, menarik melihat bagaimana matematikawan berinteraksi dengan permasalahan iklim. Tak berbeda jauh dengan bagaimana matematikawan membuat persamaan-peramaan probabilitas ketika sedang bermain poker, atau bagaimana Newton mengembangkan kalkulus sebagai bagian untuk memahami gravitasi dan gerak planet, atau Euler yang menulis persamaan untuk menjelaskan posisi optimal dalam pelayaran, persamaan-persamaan yang digunakan dalam memahami iklim juga dikembangkan dari ketertarikan para matematikawan untuk memahami iklim. Dan salah satu konsep yang digunakan adalah game theory (teori permainan) … Meski konsep ini dikembangkan dari ekonomi dan politik, teori permainan digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan iklim. Kelebihan teori ini untuk melakukan abstraksi dan generalisasi menyebabkan teori ini mampu masuk dalam berbagai bidang.
Bagi seorang matematikawan, hal pertama yang dilakukan ketika melihat suatu fenoma adalah menciptakan sebuah model. Model matematika ini disederhanakan sebagai re-presentasi dari realitas yang kompleks. Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu model adalah ‘prediksi’ atau ‘kesadaran’ mengenai apa yang terjadi. Basis inilah yang digunakan sebagai titik mula dalam melakukanuji model dan memperbaiki model.
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Matematika: Kuantitatif atau Kualitatif?
Topic: Pendidikan
Salah satu dugaan yang sering dialamatkan kepada matematika adalah kuantitatif. Dugaan ini mengental dalam ranah sosial, karena irisan mereka dengan matematika pada umumnya diperoleh dari statistika. Padahal untuk orang analisis dan aljabar yang banyak bermain dalam ruang, lapangan, dan gelanggang, anggapan ini sama sekali tidak cocok. Pembuktian menggunakan induksi umumnya lemah dan memiliki banyak asumsi agar kondisi tersebut berlaku. Hal lain adalah, induksi pun dibentuk oleh proposisi yang notabene kualitatif.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap 710 artikel dalam pendidikan matematika yang dipublikasi dalam jurnal pendidikan matematika periode 1995-2005, 50% studi menggunakan metode kualitatif, 21% menggunakan metode kuantitatif dan 29% menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif (Hart et.al, 2009). Terkait dengan pendidikan matematika, hasil studi ini mungkin tidak per se mencerminkan bagaimana karakteristik matematika. Untuk pendidikan anak, psikologi yang bergerak dari kualitatif merupakan salah satu contoh bagaimana kualitatif menjadi penting. Namun di sisi lain, angka tersebut juga menunjukan kecendrungan untuk menjelaskan fenomena dalam pendidikan matematika sebagai kualitatif.
Dengan menggunakan asumsi bahwa pendidikan matematika dilakukan oleh orang matematika–khususnya karena memang ada minor tentang pendidikan di matematika–maka dominasi pendekatan kualitatif juga tercermin dari hasil riset ini
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Joke Matematikawan
Topic: Umum
Matematika sering dipandang objektif. 1+1 dalam sistem desimal akan memberikan hasil 2, tak peduli Anda berasal dari belahan dunia mana. Hal ini memberi salah satu keuntungan jika Anda ingin bersekolah di luar negeri, karena simbol pada umumnya bersifat universal. Tapi kalau joke (lelucon) matematikawan, lucunya bersifat universal ngga ya? Tadi pagi saya menemukan situs lucu tentang teka-teki para matematikawan
Q: Why is math a violent subject A: Because it has mean values, cross products and warring fractions.
Q: What is a dilemma? A: A lemma that proves two results.
Q: What is the square root of ab? A: Absurd.
Q: How does a mathematician induce good behavior in her children? A: I’ve told you n times, I’ve told you n+1 times… taken from: http://www.onlinemathlearning.com/math-riddles-collection.html
Lucu banget, apalagi yang terakhir… tidak terbayang anak-anaknya akan jadi seperti apa..
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Tentang Matematikawan
Topic: Umum
Seseorang pernah menanyakan mengapa saya memilih jurusan Matematika pada tingkat sarjana. Motivasi saya sederhana, matematika memungkinkan saya tak perlu banyak belajar. Berbeda dengan biologi, kimia, sejarah, Pancasila dan beragam pelajaran lainnya yang membutuhkan ketekunan dalam menghabiskan lembar-lembar teks dan melakukan pengulangan agar teks tersebut terekam di kepala, matematika memungkinkan saya untuk tak melakukan semuanya jika sudah mengerti. Namun ketika saya mulai kuliah di matematika, prinsip itu ternyata tidak berlaku. Diperlukan waktu cukup banyak agar suatu materi dimengerti. Bahkan adakalanya menghapal rumus merupakan alasan yang masuk akan daripada menurunkan rumus yang bisa sampai berlembar-lembar.
Melihat kehidupan matematikawan rasanya pandangan awal saya ada benarnya. Di buku Kalkulus karangan Purcell tampak sebuah pola bagi kehidupan matematikawan yang umumnya berasal dari kalangan bangsawan. Memikirkan sesuatu yang tidak terkait langsung dengan permasalahan praksis sehari-hari merupakan sebuah kemewahan. Pola lain adalah matematikawan paruh waktu, seperti Fermat yang berprofesi sebagai ahli hukum. Hal yang menarik adalah keterkaitan antara matematika dan filsafat. Beberapa matematikawan, selain dikenal karena sumbangsihnya dalam dunia angka, juga dikenal sebagai filosof. Rene Descartes selain menyumbangkan bagian namanya untuk kurva Cartesian, juga dikenal sebagai Bapak filsafat modern. Dan dari sejarah filsafat, memang terlihat keterkaitan antara bangunan matematika dengan bagaimana manusia memandang alam dan dirinya sebagai bagian dari keseluruhan.
Adanya keterkaitan antara cara pandang matematikawan dengan penemuan-penemuan mereka membuat saya sadar bahwa bukan kecerdasan yang membuat mereka dapat merumuskan formula-formula canggih, melainkan bagaimana semuanya menyatu dalam kehidupan mereka. Waktu yang terus digunakan untuk berpikir. Tak masalah jika munculnya terasa ajaib seperti Archimedes di bak mandi atau Newton di bawah pohon apel.
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Realitas Fisik berdasarkan Matematika
Topic: Umum
“Perhitungan dengan kecermatan tingkat tinggi dari massa partikel yang saling berinteraksi, didasarkan pada teori dasar, merupakan kesepakatan menuju kebenaran tua yang menyatakan realitas fisik merupakan wujud dari hukum-hukum matematika.” Kata-kata ini menjadi judul dari “News and Views” Frank Wilczek yang dimuat majalah Nature edisi 27 November 2008. Wilczek, yang meraih penghargaan Nobel pada tahun 2004 mengomentari laporan dari majalah Science yang ditulis oleh Stefan Dürr dan koleganya yang berjudul “Ab Initio Determination of Light Hadron Masses.” Quantum Chromodynamics (QCD) merupakan analog dari gaya kuat (strong force) dari Quantum Electrodynamics (QED) untuk elektromagnetik: teori lapangan kuantum yang membuat perkiraan dengan meminimalisasi integral terhadap ruang tamu dari aksi terhadap segala peluang konfigurasi yang mungkin dengan kondisi awal tertentu. Metode perturbatif (seperti diagram Feynmann) yang bekerja dengan baik dalam QED tidak bisa diperluas hingga QCD. Satu-satunya peluang yang mungkin adalah dengan menggunakan simulasi komputer dari teori yang merupakan tugas berat dan melibatkan perhitungan yang sangat pelik. Wilczek mendefinisikan kondisi ini sebagai “batas dari kecerdasan dan tenaga komputer.” Dürr et al. masukan masukan tiga parameter (masa dari tiga cahaya quarks) dan gunakan teori untuk menghitung masa dari cahaya hadron lainnya (subjek partikel darigaya kuat), termasuk proton dan neutron, penyusun kepingan dari realitas.
Jadi… karena nyaris mustahil melakukan segala sesuatunya dengan eksperimen, kita semua berdiri di atas perhitungan komputasi. Waa… social construction of reality based on mathematics. So entertaining isn’t it?
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon
Otong dan Nyamuk
Topic: Teka-teki
Suatu kali Otong mendapat teka-teki tentang nyamuk dari milis. Gara-gara membaca teka-teki itu, Otong pusing tujuh keliling, bagaimana murid-murid itu bisa menebak nyamuk yang ditangkap oleh bu Guru. Berikut ini adalah teka-tekinya…
Suatu hari ada sebuah perguruan “JAGO TANGKAP NYAMUK”…,terdapat seorang guru dan 4 orang murid. Murid-murid dikumpulkan di sebuah lapangan. Kemudian sang guru memulai aksinya.
Plak plok plak plok plak plak, sang guru menepuk-nepukan tangannya dan kemudian bertanya, ” berapa nyamuk yang saya tangkap?”. Murid pertama yang merupakan murid terhebat menjawab, “ada 5 nyamuk guru..”.
Sang guru dengan senang hati menjawab, “benar.. “. Dan sang guru kembali memulai aksinya. Plak plok plak plok plak plak, sang guru menepuk-nepukan tangannya dan kemudian bertanya, “Sekarang ada berapa?”. Murid kedua dengan percaya diri menjawab, ” ada 3 nyamuk guru..”. Sang guru dengan senang hati menjawab, “benar.. “. Dan sang guru kembali memulai aksinya. Plak plok plak plok plak plak, sang guru menepuk-nepukan tangannya dan kemudian bertanya , ” Gimana kalau sekarang, kira kira ada berapa?”. Murid ketiga dengan ragu pun menjawab, ” ada 7 nyamuk guru..”. Sang guru dengan senang hati menjawab, “benar.. “. Dan sang guru kembali memulai aksinya.
Plak plok plak plok plak plak, sang guru menepuk-nepukan tangannya dan kemudian bertanya , “Sekarang berapa?”. Nah, ada yang bisa membantu Otong?
taken from math-islam mailing list
Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon